HOMESCHOOLER Mom

Foto saya
a mom of homeschool twinnies (boy and girl), an ex architect, a lecturer, a crafter, and a children book's author and illustrator. loves drawing, crafting, illustrating, making pretty things..

Hi there...

Thanks so much for taking time out of your day to stop by my little space! i am happy to share my daily activities (homeschooling, green living, writing, ilustrating & crafting) and hope you enjoy it...

-Dini-

dkwardhani@yahoo.com



Selasa, 03 November 2015

Lomba Menulis Dongeng Nusantara Bertutur dan KSAN 2015

Hallo...

Beberapa waktu lalu saya dan mbak Watiek Ideo ikutan lomba Menulis Dongeng Anak  yang diadakan oleh Nusantara Bertutur dan KSAN 2015. Jadi, Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) adalah acara dua tahunan (sejak 2007) yang dilaksanakan sebagai bagian dari upaya pencapaian Universal Access 2019. Lalu, dalam KSAN tahun ini ini diadakan Lomba Menulis Dongeng Anak – KSAN 2015.


Mengapa diadakan lomba menulis dongeng? Karena  ingin mengedukasi anak-anak dan lingkungan pendidikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan disukai oleh anak-anak, mengenai kondisi saat ini serta harapan yang ingin dicapai dalam permasalahan air minum dan sanitasi Indonesia. Selain itu kami juga ingin menyebarkan isu air minum dan sanitasi di komunitas dongeng anak, dengan harapan dongeng-dongeng anak tentang air minum dan sanitasi akan semakin banyak jumlahnya.

Nusantara Bertutur adalah sebuah gerakan dari sekelompok anak bangsa yang punya kepedulian terhadap upaya pembangunan karakter anak-anak Indonesia melalui dongeng.



Alhamdulillah Kami dapat juara 1 lhooo untuk kategori Dongeng Air Minum...
Alhamdulillah.. Ya Allah baru kali ini menang lomba penulisan ^^ seneng bukan main.



Selasa, 13 Oktober 2015

Kisah Kota Kita is getting ready for Frankfurt Book Fair 2015

... Alhamdulillah, ngga nyangka T.T


dapat kabar dari Penerbit Bip Gramedia
Kisah Kota Kita a book from DK Wardhani & Watiek Ideo is getting ready for Frankfurt Book Fair 2015!
Yang sebelah kiri buku versi Indonesia, sedangkan yg kanan khusus dicetak dlm bahasa Jerman untuk dibawa ke FBF. Semoga kisah yg dilukis dengan apik dan cantik ini dilirik penerbit-penerbit asing dan laris manis rightsnya yaa. Aamiin ya Rabb..



Big thanks for all illustrators : Dian Yusnita SetianyTiffa N. Tanuwigena,Salestinus Sustyo HendriawanHutami DwijayantiDewi CitraAgnes KartikaDiah Fitriana MukadarDiani ApsariHaidi Shabrina
This book will be nothing without your touch ^^
Terima kasih juga untuk para endorser.. dan tentunya para pembaca cilik semua, semoga Kisah Kota Kita bermanfaat, aamiin..
You can get the book
Hall 4.0 C97
Hall 3.0 K117



Komposter Gerabah (Pottery Composter)

Halloooo.....



Beberapa waktu lalu Takakura di rumah tiba-tiba muncul belatung cukup banyak, hiiiii agak-agak geli kaaan?
Nah, sebelumnya memang sudah ada ide beli gerabah gede di Betek Dinoyo. akhirnya dieksekusi deh. 
Komposter gerabah ini so simple, asik, dan mudah. Takakuranya tetap saya pakai, tapi dibersikan dulu dari para belatung.

Caranya :
1. Cukup sediakan pot gerabah ukuran besar, minta dilubangi bawahnya sama tukangnya.
2. Taruh serutan kayu, serbuk gergaji atau sekam (atau ya bukan dan) sebagai alas.
3.Taburkan sedikit tanah kemudian masukkan sampah organik (saya masukin juga bekas takakura yang berbelatung itu tadi)
4. Kemudian tutupi dengan tanah. Kerena tanahnya kering akibat musim kemarau maka kita perlu melembabkan tanah juga komposnya tadi dengan cara siram dengan air gula jawa atau air cucian beras. Ini juga bermanfaat untuk mengaktivasi mikroorganisme pengurai.
5. Setelah itu bagian atas sendiri tutupi dengan daun-daun kering, tujuannya untuk mempertahankan kelembaban agar proses fermentasi bisa berjalan baik. Karena kompos yang bagus itu tekstur dan kelembaban seperti tanah hutan.

Kenapa pakai gerabah bukan drum plastik? Karena gerabah lebih bernafas. Kaya bedanya kendi sama botol air mineral gitu deh.
Ga usah dipanen ya bisa, maksudnya dipakai terus sebagai komposter. Atau dipanen setelah penuh. Panennya ga perlu semua, sisakan sebagian utk penguraian selanjutnya.

Selamat mencoba ^^ alhamdulillah saya sudah panen dalam 15-20 hari







#kompos #komposter #kompostergerabah#sahabatbumi #dkwardhani #ibuaditdankeni

Selasa, 25 Agustus 2015

-Bikin Kota Sederhana ala Radit & Keni-

Belajar ngga harus mahal, ngga harus ribet, ngga harus yang susah-susah ^^ tapi belajar harus menantang dan juga menyenangkan.
Selama 2 hari ini anak-anak utak atik MS Visio 2007.

Eh apaan itu Visio? Visio ituuu temennya MS Word, MS Powerpoint, MS Excel jadiiii masih satu keluarga MS OFFICE grin emotikon
Biasanya kalau install MS Officenya lengkap pasti ada Visio.
Kebetulan di Visio ada banyak sekali template mulai bikin 3D kota, interior, instalasi listrik, diagram, jadwal harian dan lain lain. Anak-anak bisa lho menggunakannya karena icon-iconnya sudah tersedia sehingga mereka tinggal assembly saja.
Nah, sisi kreatifnya tentunya pada saat mereka memadumadankan berbagai icon sehingga jika dirangkai bisa menghasikan sebuah kota meskipun sederhana. Anak-anak bisa belajar tentang skala, lingkungan, elemen kota, pengelempokan benda dan banyak lagi.
Buat kami ini alternatif yang menyenangkan selain minecraft, soalnya minecraft nagih banget dan spek komputernya harus tinggi (RAM dan VGA cardnya). Kalau visio filenya kecil dan softwarenya juga ringan.
Btw, mana yang karya Radit mana yang karya Keni ya? bisa nebak ngga?grin emotikon







Sabtu, 15 Agustus 2015

EnsikloKeni (Ensiklopedi ala Keni)

-EnsikloKeni-
(Membuat ensiklopedia mini bersama anak-anak)
Anak-anak suka banget corat-coret tak jelas?? (bahasa sundanya teu puguh). Hehehe kata kita aja kali ga jelas, kata anak anak jelas banget ;D
Dulu Keni juga begitu, random... apa aja, kapan saja, dimana saja... eh lama lama dia suka bikin klasifikasi...jadilah muncul ide ini
Yuk coba kita ajak anak-anak bersenang-senang membuat ensiklopedi mini..
Yang ini Ensiklopedi buatan Keni jadi namanya EnsikloKeni hihihi
caranya :
1. sediakan kertas gambar
2. ibu tuliskan judulnya saja, yang menarik anak, misalkan sayur segar
3. minta anak menggambar macam-macam sayur segar menurutnya
4. beri tulisan, sekalian berlatih menulis bisa berbahasa indonesia atau inggris
5. minta anak membuat tema sendiri, terutama tema-tema yang erat dengan keseharian anak. misalkan kenali dirimu, sekolahmu, makanan favoritmu, dan lainnya
6. boleh diwarna boleh juga tidak
7. jangan lupa dikumpulkan ya
8. boleh di jilid jadi satu
9. simpan di perpustakaan rumah ^^





Manfaatnya banyak lho:
A. Mengenal klasifikasi benda
B. Hobby corat coret tersalurkan
C. Koleksi kosakata
D. Belajar menulis dengan menyenangkan
E. Mengisi perpustakaan pribadi
F. Belajar secara mandiri
Anak senang, ibu riang ^^
yuk bikin ensiklopedimu sendiri!





Jumat, 07 Agustus 2015

Tips Membuat Video Cerita Bergambar ala Keni dan Adit

2 hari ini... Keni, Radit dan Ibu bareng-bareng belajar membuat video dari picture book buatan Keni. Kita utak atik bareng, googling sana-sini karena ini baru pertama kali kita bikin video dari powerpoint.

Tarraaa.... ini dia hasilnya ^^ Not bad at all.


Cara bikinnya gampang :
1. Masukkan gambar pada powerpoint.
2. Beri animasi yang sesuai.
3. Insert sound, pastikan pas dengan film yang dibuat.
4. Save sebagai powerpoint slide show.
5. Convert file pps menjadi video menggunakan software gratis Leawo atau bisa juga menggunakan authorstream.
6. Siap di upload di youtube deh!

Pohon Persahabatan - Friendship Tree
by Keni and Radit (7th)



Buku Baru si Rubah Kecil - Little Foxie's New Book
by Keni and Radit (7th)


https://youtu.be/GHvKunvwGLk
Album lego Adit

https://www.youtube.com/watch?v=YzK6Jxa-YGc

Pesta Buah
karya Keni (7th)

https://www.youtube.com/watch?v=WuiPpy-l8xM



Anak-anak tentu senang. Keni senang karena gambar-gambarnya bisa jadi video bergerak. Adit senang karena hobbynya tersalurakan, bisa utak-atik sesuatu menggunakan laptop.
Ibu seneng banget karena jadi ngga mati gaya saat libur lebaran.

Selamat mencoba... dan selamat menonton ^^b semoga bisa jadi teman perjalanan selama mudik..




Selasa, 07 Juli 2015

Homeschooling, we are coming...

Well, 
We are homeschooling this Ramadhan 1436H. Alhamdulillah.
Yups, it is a huge and bold decisions we made, indeed.

Kenapa?
Ada banyak alasan lain, sebagian kami temukan juga di sini. Tentu juga ada alasan-alasan spesifik lain antara lain penerapan kurikulum yang tidak sesuai bagi jenjang pemahaman anak, terutama tuntutan pengerjaan LKS yang sangat sulit untuk level usia kelas 1 SD. Pendidikan formal yang terjadi justru melumpuhkan sifat pembelajar sejati anak.

Komik Raksasa Karya Keni (7th)

Robot Visilife Karya Radit (7th)

Hmm… ini pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Tapi saya berusaha menuliskannya di sini agar saya selalu kembali lagi pada apa yang menjadi motivasi kami dan pertimbangan kami saat memutuskan ini.

Jika diceritakan pastinya akan panjang sekali tapi intinya adalah kami ingin anak-anak mencintai ilmu, dan bisa mengamalkannya, bukan hanya di atas kertas dan bukan demi nilai ataupun ranking. Kami ingin anak-anak terus bisa mengembangkan diri, karena belajar itu menyenangkan. Belajar bisa dimana saja, kapan saja dan bersama siapa saja.

Anak-anak sudah pernah mencicipi pendidikan formal, dan kami pun sudah merasakan dan mengevaluasi hasilnya. Saatnya kami mencicipi pendidikan informal, dan bersenang-senang dalam menjalaninya. Meski kami baru akan mencobanya dalam satu tahun kedepan dan mengevaluasinya kembali. Let the journey begin
Yang jelas, pendidikan utama adalah tanggung jawab orang tua. Dan kami memutuskan untuk ikut bertanggung jawab terhadap hal ini sebelum menemukan partner yang seiring sejalan dengan kami (sekolah). Kami ingin terlibat langsung dalam mendampingi anak-anak, juga semoga menjadi ladang ibadah bagi kami.
Saya menemukan beberapa kutipan yang inspiratif dari Buku Mas Bukik "Anak Bukan Kertas Kosong" yang saya dapatkan langsung dari beliau untuk saya review.


Pendidikan adalah Tanggung Jawab Orang Tua

Keluarga adalah pusat pendidikan. Orangtua mungkin bisa mendelegasikan pengajaran pada kaum ahli, tetapi pendidikan anak tetaplah menjadi tanggung jawab orangtua. Peran orangtua tidak tergantikan oleh sekolah, lembaga pendidikan, ataupun lembaga bakat.

“Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapa, karena hanya dua orang inilah yang dapat menaruh perhatian pada sang anak dengan semurni-murninya dan se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih tak terbatas.” (Ki Hadjar Dewantara - Pendidikan, halaman 382)

Setiap Anak adalah Pembelajar Sejati

"...Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri." (Ki Hadjar Dewantara - Peringatan Taman Siswa 30 Tahun, 1922-1952)

Pendidikan itu bukanlah menanamkan saja, melainkan juga menumbuhkan. Pendidikan bukanlah mengubah ragam keistimewaan anak menjadi seragam, melainkan menstimulasi anak menjadi dirinya sendiri sesuai fitrahnya.

Setiap Anak Memiliki Keistimewaan Tersendiri

Alasan lainnya adalah Si Kembar sudah terlihat minat dan bakatnya. Setiap anak memiliki kodratnya (takdirnya) sendiri yang merupakan ciptaan terbaik Allah SWT. Kami bisa melihat apa yang menjadi bakat dan minat Radit, juga apa yang menjadi bakat dan minat Keni sejak usia mereka masih 4-5th. Kami, berharap dengan basis pendidikan rumah yang kuat anak-anak akan mampu menjadi individu pembelajar hingga akhir hayat. 


orang tua harus mengetahui bahwa anak-anak kita memiliki karakteristik unik. Dalam satu keluarga boleh jadi antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda karakternya. Namun satu hal yang pasti adalah anak-anak kita berada diatas fithrohnya dan tugas para orangtua menjaga anak-anak agar senantiasa berada diatas fithrohnya. Mereka ini ibarat gelas kosong yang siap diisi apa saja dan para orangtualah yang mengisi gelas kosong tersebut. Maka nasehat kami perhatikanlah karakter dasar anak-anak kita dan bekali serta isi anak-anak kita dengan pendidikan yang memungkinkan mereka untuk senantiasa berada diatas fithrohnya. Al Qur’an dan As Sunnah akan membuat anak-anak kita senantiasa berada di atas fithrohnya. 

ini adalah catatan penting kami bahwa orang tua patut menyadari anak membawa potensinya masing-masing sehingga anak diibaratkan bukanlah kertas kosong, namun juga anak lahir dalam keadaan fitrah yang baik (akidah yang lurus, kecerdasan yang murni, hati yang bening, pikiran yang jernih) sehingga diibaratkan sebagai kertas putih yang patut dijaga fitrahnya. Anak juga diibaratkan gelas kosong yang siap diisi, ada pula yang mengibaratkan anak seperti spons yang siap menyerap segala stimulus yang ada di sekitarnya. Perumpamaan ini semua merupakan masukan bagi kita agar senantiasa berhati-hati dalam mengambil langkah mendidik dan mendampingi anak-anak kita.

Mendidik anak memang perlu banyak persiapan dan pengorbanan, namun pahalanya pun besar dan akan senantiasa mengalir walaupun kita sudah meninggal dunia jika anak kita menjadi anak-anak yang sholih. Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan untuk mencetak anak sholih dan sholihah. Namun satu hal yang pasti adalah anak-anak kita lahir diatas fithrohnya dan tugas para orangtua menjaga anak-anak agar senantiasa berada diatas fithrohnya. (http://www.sunnihomeschooling.com/2014/03/12/bingkisan-bagi-peminat-sekolahrumah/)




Jumat, 12 Juni 2015

-Keni & Komik-

Keni (menuju 7th) memang suka menggambar, tapi ternyata bukan hanya sekedar menggambar biasa. Keni suka sekali membuat komik dan dia belajar semua ini secara otodidak. Saya tidak pernah mengajarinya. Keni bisa membuat komik di kertas apa saja (bahkan di kertas bergaris, di notes), kapan saja (pagi, siang, sore, malam), dalam suasana apapun grin emotikon
Herannya, tidak pernah bosan dan selalu ada saja ide yang digambarnya.

Membuat komik dimulai dengan menyiapkan kertas, kemudian Keni akan membagi-bagi kolom komik dengan begitu saja (sepertinya tanpa beban dan tanpa berpikir keras untuk menentukan kolomnya). Setelah itu ia akan membuat gambar demi gambar di tiap kolom juga percakapan dan situasinya. Saat awal membuat komik, kolom storyboardnya hanya sedikit (4 kolom) lama kelamaan gambarnya semakin kompleks (lihat foto). Itulah proses belajar smile emotikon
Tema-tema komiknya sangat beragam namun kebanyakan yang disukainya tokohnya adalah anak perempuan. Ada tentang kelahiran-meninggalnya seseorang, berenang, aktivitas harian, berwudhu, menemukan berlian dll. Unik-unik gambarnya grin emotikon










Saya simpen di sini, buat kenang-kenangan. Siapa tahu nanti Keni ingin lagi melihat karyanya yang saat ini berserakan entah di mana saking banyaknya.



Story Telling Permukiman Ramah Lingkungan

Dikerumuni kurang lebih 100an anak usia 4-5th itu seru banget ^^b

Alhamdulillah atas undangan Puslit Perumahan dan Permukiman, Kementerian PU, saya dan mb Watiek Ideo bergembira ria bersama kurang lebih 100 anak dari berbagai Taman Kanak-Kanak di Bandung. Kami melakukan banyak hal-hal seu. Acara kami buka dengan penayangan video Perjalanan Air, dilanjutkan Read A Loud cerita Panen Hujan di selingi menyanyi Tik Tik Bunyi Hujan, demo membuat saringan sederhana untuk air hujan, pengenalan takakura dan kegiatan seru lainnya.



Tantangan paling besar kami adalah rentang perhatian adik-adik kecil ini sangat pendekgrin emotikon

sehingga sempat terjadi kehebohan di sana sini. Tapiii, ternyata ada satu kegiatan yang membuat adik-adik super duper antusias dan berhasil membuat mereka tenang... kegiatan itu adalah COMPOST ART. Yeaaay!!!


Senangnya, menggambar dengan media sampah ini cocok banget jadi klimaks untuk acara kami. Lihatlah hasil karya-karya mereka, luar biasa bukan? Kami pun tak menyangka adik-adik kecil ini ternyata piawai sekali menuangkan imajinasi dan bermain warna dengan media sampah organik. Bahan-bahan tak terpakai seperti kulit kacang, sisa potongan sayur-mayur, rempah-rempah, sampah daun dan juga bunga-bunga menjadi masterpiece yang indah di tangan-tangan kecil mereka. MasyaAllah, takjub juga dengan hasilnya.
Dan ternyata, setiap anak membawa pulang 1 buku SAHABAT BUMI, wow.. penulisnya happy banget donk. Terima kasih yaa Puslitbang Perkim atas semuanya, semoga kita bisa kolaborasi lagi dalam acara yang lebih seru.




Ayo siapa juga mau mencoba membuat compost art di rumah?



Compost Art Kader Cilik Kampung Glintung

Hari Minggu yang lalu, saya bersama adik-adik kader cilik Glintung Go Green - 3G bersama-sama membuat karya COMPOST ART, sebagai bagian dari pengenalan composting dengan menggunakan KERANJANG TAKAKURA. Ini adalah karya-karya mereka, sebagian di antaranya sangat unik dan cantik. Sayang sampah yang terkumpul kurang beragam tekstur dan warnanya. Tapi tak apa, walau dengan bahan terbatas ternyata adik-adik Kader Cilik Glintung juga mampu berkreasi dengan amat kreatif. 

Aih, apalagi itu compost art? Compost art adalah sebuah karya seni dengan menggunakan bahan-bahan sampah organik. Biasanya berupa lukisan dari beragam sampah dapur, dedaunan kering, biji-bijian, kulit buah, sayur mayur dan lainnya.

Langkahnya :
1. siapkan sampah organik dengan berbagai tekstur dan warnak
2. siapkan kertas (bisa A4 atau A3)
3. ajak anak-anak membuat lukisan, compost art tidak perlu di lem karena memang tujuannya untuk membuat kompos.
4. bebaskan kreasi mereka, have fun!
5. dokumentasikan
6. kenalkan keranjang takakura
7. ajak anak-anak memasukkan lukisan ke dalam keranjang setelah didokumentasikan

Melalui Compost Art ini setidaknya memberikan banyak ide sebelum membuang sampah organik menjadi pupuk kompos. Mengurangi sampah lainnya juga banyak sekali caranya. Sehingga manfaat dan kreasinya bisa kita dapatkan. Dengan demikian kita membantu mengurangi sampah untuk dibuang, karena dapat dijadikan kompos untuk tanaman jika berupa sampah organik, menularkan kreasi Compost Art pada sekitar dapat dilakukan juga agar sekitar kita terbebas dari sampah yang terus menumpuk dan membuat bau. Alam bersih, udara sehat, seninya pun dapat. (http://kaltim.tribunnews.com/2014/11/30/compost-art-seni-mengolah-sampah-yang-indah)

Silahkan kunjungi https://www.youtube.com/watch?v=P8TkHMo6frI untuk melihat pameran compost art pada acara Green Building Conference and Expo 2013-CompostArt. Acara ini diadakan tahun lalu di Gedung Jakarta Convention Center (JCC).

Big thansk to Tasyah Istitika Utari untuk fotonya.

Yuk jadi #SAHABATBUMI






Minggu, 24 Mei 2015

Ekskursi Glintung Kampung Hijau


Can we live a sustainable life in the city? (part 1)

Saat menulis KumCer Sahabat Bumi, Saya dan Mb Watiek Ideo melakukan ekskursi ke Kampung Hijaun Glintung Go Green - 3G tepatnya RW 23 Kel. Purwantoro Kec. Blimbing, Kota Malang. bersama anak-anak Rumah Baca Lintang. Menelusuri semua sudut kampung ini seolah membantah anggapan bahwa kampung padat penduduk tidak mungkin bisa menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, persis dengan ide kami yang kami tuangkan dalam KumCer SAHABAT BUMI.

Terus terang, saya sedikit speechless saat melihat di depan mata, sekelompok warga kampung yang sangat solid dan kompak ini bisa mencapai tujuan bersama mereka yakni menjadi kampung hijau yang tak sekedar hijau saat lomba saja. Hijau sudah menjadi keseharian mereka di sini. Di kampung lain sering ada pemandangan seperti ini namun hanya terjadi setahun sekali yakni saat penjurian lomba kampung hijau yang diadakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan selesai begitu jurinya pulang grin emotikon
Kita bisa menemukan mungkin ratusan pot yang berjajar menjadi taman gantung, puluhan lubang biopori di antara jalan paving dan semen, pun juga aquaponik, kebun bibit, bank sampah, dan bahkan mereka sedang membuat mikrohidro dari sungai kecil yang membelah kampung ini. Mereka juga membagi divisi-divisi di dalam kampungnya untuk menangani setiap fitur hijau yang ada. MasyaAllah ^^b













Ternyata peduli dan hidup secara bertanggung jawab itu tidak berkorelasi dengan strata, usia, warna kulit, pendapatan dan lain sebagainya. Kepedulian dan tanggung jawab letaknya jauh lebih dalam daripada itu semua, letaknya ada dalam rasa. Rasa sayang kepada anak cucu kitalah yang akan membawa kita berfikir dan bergerak untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan anak cucu kita nantinya.
Source:
Watiek Ideo
Indah Faruk

you might also like these stories

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...