HOMESCHOOLER Mom

Foto saya
a mom of homeschool twinnies (boy and girl), an ex architect, a lecturer, a crafter, and a children book's author and illustrator. loves drawing, crafting, illustrating, making pretty things..

Hi there...

Thanks so much for taking time out of your day to stop by my little space! i am happy to share my daily activities (homeschooling, green living, writing, ilustrating & crafting) and hope you enjoy it...

-Dini-

dkwardhani@yahoo.com



Sabtu, 10 Desember 2016

Celoteh Keni

Bismillah...

Kurang lebih 12 bulan yang lalu,  Penerbit Bip Gramedia​ mengontak saya untuk membukukan karya-karya Keni 8 tahun (komik, tulisan, doodling, surat, diary) yang saya share. Karya-karya yang saya kumpulkan sejak usianya 4-5 tahunan. Dan hari ini alhamdulillah, kertas-kertas berserakan itu sudah berubah menjadi buku T.T

Keni, yang sejak usia 2 th sudah mulai mencoret dinding rumah kami, yang tiada hari tanpa orek-orek, yang sejak 4th sudah mulai membuat cerita bergambar, yang sejak 5-6th mulai membuat komik, Keni yang menghabiskan banyak kertas ^_^ 

Keni yang tidak sekolah formal alias homeschooling, Keni yang belajar mandiri melalui aktivitas corat-coret, Keni yang gemar menceritakan ide secara visual.

Alhamdulillah... semoga ini bisa menjadi salah satu portofoliomu ya Nduk! Teruslah berkarya. 

Untuk para orang tua, jangan dibuang ya karya-karya anak-anaknya, disimpan, kalau perlu discan. Karya anak-anak terlalu berharga untuk dibuang begitu saja. Jangan lupa apresiasi tulus untuk setiap perkembangan mereka.

Buku ini menyimpan banyak cerita, tentang passion dan juga endurance.. kapan-kapan saya cerita deh ya.

"Buku ini bukan sekedar mengandung keunikan pola pikir anak yang tertuang dalam gambar dan cerita. Di balik buku ini ada semangat yang mengispirasi anak-anak untuk berani mengungkapkan ide dan memvisualisasikannya, menyimpan dan mengumpulkan karya, kemudian mengispirasi orang lain untuk melakukan hal yang serupa" 
(Kiki Barkiah​ - Ibu dari 5 putra-putri homeschooling, penulis buku best seller 5 Guru Kecilku)

CELOTEH KENI bukan buku fiksi
Tapi nonfiksi ^_^

Tokoh sekaligus penulisnya real.

Celoteh Keni berisi kumpulan tulisan, diary, cerita keseharian, pengalaman homeschooling, yang diilustrasikan sendiri oleh Keni (8th).

Di dalamnya ada banyak inspirasi tentang bagaimana menyampaikan ide, keberanian untuk memvisualisasikan gagasan, menyalurkan emosi secara positif, dan juga menumbuhkan semangat berkarya seorang anak.

Gambar adalah bahasa universal, gambar adalah media anak berkomunikasi dengan sekitarnya. Orang tua terkadang lupa, memandang anak dengan kacamatanya. Untuk itu buku ini hadir. Yuk selami dunia anak, lewat bahasa dan cara pandang anak, bukan cara pandang kita... orang tua.

Buku ini bisa dibaca siapa saja, semoga bisa mengambil inspirasinya.



  



#celotehkeni

Halo, Teman-teman.
Namaku Keni, umurku 7 tahun aku duduk di kelas 2.
Dulu aku sekolah di SD seperti kalian, tapi sekarang aku home schoolong. Mamaku yang mengajariku segalanya.
Mamaku hebat banget deh!
Di buku ini, aku menceritakan tentang keluargaku, hobiku, dan kegiatanku selama home schooling bersama adikku.
Yuk, intip dunia Keni yang penuh warna!

Nature Journaling By Keni

Hai...
Setelah membaca buku "Cinta Yang Berpikir" karya mbak Ellen Kristi, dan juga setelah mengamati kegiatan Fair membuat Nature Journal setelah rutin jalan-jalan di alam, kami pun jadi tergerak untuk ikut mencobanya...

Benar kiranya jika kita banyak berinteraksi di alam kita akan lebih peka dan terikat pada alam, juga bisa menemukan banyak hal. Alam menjanjikan banyak rahasia untuk diungkap, misteri untuk ditelusuri.

Yang ingin membuat juga silakan gunakan #maindiluar #maindialam #playoutside #naturejournal #naturejournaling #learnfromnature



 



Salam, 



Rabu, 05 Oktober 2016

Komik Muslim Cilik : SAYANGI BUMI

Siapa tak suka komik?
Alhamdulillah akhirnya terbiiiit ^^ yeaaay!
InsyaAllah akan beredar di toko buku pada bulan Oktober 2016. Dan selama Oktober berlaku harga istimewa.
Berawal dari keisengan membuat infografis green hadits yang saya share di IG dan FB, mengumpulkan berbagai pesan-pesan Nabi untuk melestarikan alam dan lingkungan, kemudian terpikir untuk menuliskan menjadi naskah yang dikembangkan menjadi panel-panel storyboard komik, mengirimnya ke penerbit, sempat mengalami pergantian editor dan berproses bersama ilustrator mendevelop 120 halaman panel ilustrasi yang seluruhnya dikerjakan manual dengan brushpen dan cat air, akhirnya naik cetak.. alhamdulillah... sangat bersyukur..
------------------------------------------------------------------------
KOMIK MUSLIM CILIK : SAYANGI BUMI
Spek Buku :
Penulis : DK. Wardhani
jumlah halaman : 128 hal
Ukuran : 18 x 24cm,
soft cover laminanting doff spot uv
Jilidnya lem
HARGA PROMO PERDANA Rp 69.000, 00
(harga normal Rp. 95.000,00)
Hai, Muslim Cilik!
Apakah kalian tahu kalau akhir-akhir ini bumi sedang sakit? Ada perubahan iklim, kabut asap, pemanasan global akibat penggundulan hutan, sampah yang dibuang sembarangan, dan lainnya. Duh, kasihan sekali ya bumi ini.
Alhamdulillah, ternyata Rasulullah SAW punya pesan-pesan untuk merawat bumi, lho! Wah, keren, ya. Lewat hadits Rasul, Muslim Cilik akan paham bahwa menjaga alam ini adalah tugas kita bersama. Kalian juga bisa lho jadi penjaga bumi. Mari belajar sayangi bumi bersama Boi, Neng, Arman, dan teman-teman cilik lainnya yang ada di komik ini!
Yuk, kita contoh dan ikuti pesan Rasulullah, agar alam dan bumi tetap lestari!
Jika bukan kita? Siapa lagi.
Jika tidak sekarang? Kapan lagi.



Ketika menulis buku Komik Muslim Cilik...
saya terpikir tokoh-tokoh yang tidak hitam putih. Tokoh-tokoh yang mewakili anak-anak kebanyakan yang tidak 100% sempurna (kalem, soleh, rajin, patuh dll). Anak-anak yang punya sisi-sisi lugu, comel, iseng, usil, kocak, konyol dll, tapi tetap memiliki fitrah kebaikan di dalam diri masing-masing. Maka hadirlah Si Boi, Neng, Egi, Ucup, Salim dan Thomas.


Pemilihan nama Boi, ini pun entah ide dari mana tiba-tiba saya ingin menamai si tokoh utama dengan nama Boi, dan ini bukan nama sesungguhnya. Boi adalah panggilan, untuk anak laki-laki jadi Boi bisa mewakili siapapun termasuk anak-anak yang ibunya membaca status ini hehehe..
Begitu juga saat menggambarkan para orang tua, para tetangga, dan warga Kampung Boi lainnya. Orang tua tak luput dari kesalahan, orang tua bukan menjadi sekedar tokoh penengah, penasehat, atau tokoh yang tiba-tiba hadir menyelesaikan konflik.


Setting kisah-kisahnya pun sebenarnya tidak hanya berpusat pada anak-anak saja, tapi pada lingkungan dan kehidupan warga Kampung Si Boi. InsyaAllah komik ini bisa dibaca segala usia karena sangat lekat dengan kejadian sehari-hari yang kita alami.


Alhamdulillah dapat endorsement dari Bang Arham Kendari
Sebagai uswatun hasanah, Rasulullah tak hanya penyampai risalah dan negarawan yang amanah, lebih dari itu pada prakteknya ia adalah pecinta lingkungan dan pelestari sumber daya alam. Komik ini dengan sangat baik menyampaikan fakta-fakta tersebut berdasarkan hadits shahih melalui gambar-gambar yang simpel dengan sapuan kuas natural, warna-warni dinamis, dan pesan yang mudah dipahami anak-anak. Pada akhirnya, balasan kasih dari langit niscaya bermuara pada mereka yang menebar cinta pada bumi. (Arham Kendari-penulis, kartunis, komedian)

Semoga Komik Muslim Cilik beserta para tokohnya, dapat diterima oleh para pembaca cilik semua!
*tak sabar menunggu 3 oktober

Sabtu, 30 Juli 2016

Menjelajah Ekowisata Hutan Mangrove Wonorejo, Surabaya

Melihat langsung alam liar. Bertemu biawak, berbagai jenis burung, dan kepiting rawa-rawa. Menyusuri muara dengan kapal sampai ke laut lepas, sangat seru.
Sangat disayangkan, banyak sekali sampah di sini  berbagai plastik, diapers, tissue, botol air kemasan dan lain-lain.

Plastik bisa rapuh dan membentuk micro plastic yang akhirnya tak sengaja akan dimakan/ditelan oleh hewan-hewan di perairan.


Fieldtrip Ke Tumpang

Ini kali kedua main ke Tumpang, ke rumah Bu Luluk Hidayah.Kalau yang pertama dulu kegiatannya nyemplung kali, yang kedua ini kegiatannya main sama ayam dan panen jagung.




Alhamdulillah jagungnya sudah direbus. Aseli wuenaaaak, manis dan seger. Jagung panenan sendiri memang terasa lebih enak ya.

Belajar langsung dari alam itu memberi pengalaman tersendiri. Terima kasih Bu Luluk dan tante Sari Rarasati untuk hari yang menyenangkan dan seru ini.
Next, fieldtrip kemana lagi kita? 

Earth Day Project 2016

Belajar langsung dari kakak-kakak mahasiswa PWK UB di acara pameran Earth Day Project 2016. Belajar tentang hidropronik, water filtering, distilasi plastik, paper recycling dll.

Kamis, 28 Juli 2016

Museum Malang Tempo Doeloe

Baru sempat mengunjungi museum ini sekarang. Ternyata Malang punya museum yang keren banget. Barengan dengan teman-teman HS-ers Surabaya.

Buka tiap hari, mulai jam 08.30-17.00. Museum ini menyimpan beragam koleksi mulai jaman prasejarah, berdirinya kerajaan kanjuruhan, penjajahan hingga berdirinya Kota Malang (peresmian tugu) tahun 1953.
Sebenarnya seru banget mengunjungi museum ini, banyak informasi menarik. Tapi kalau bawa anak-anak dalam rombongan, mas guide agak kewalahan hehehe.. maklum baru dijelasin anak-anak sudah berlarian kesana kemari.


Ini rinciannya per ruangan menurut catatan Raditya Ardi :

R1. Ruang fosil
R2. Gambaran sungai Brantas
R3. Prasasti
R4. Rempah dan peralatan dapur
R5. Alat Pemintal
R6. Arsip
R7. Sejarah perencanaan Kota Malang
R8. Raja-raja Majapahit
R9. Jaman Jepang
R10. Bung Karno
R11. Ruang Pasar Malam


Tempat paling menarik buat ibu ya bagian Perencanaan Kota Malang, penjelasan tentang Bowplan, arsip-arsip peta Kota Malang juga sejarah mata uang. Kalau buat anak-anak yang asik ya bagian akhir yang pasar malem hehehe...
Ada beberapa kegiatan yang bisa diikuti anak-anak, antara lain membatik, melukis topeng, dan membuat gerabah. Tapi harus konfirmasi dulu.
Yang belum ke sini, hayuuuk mampir..
Di jl. Gajahmada,
sebelah resto INGGIL
MALANG


Rabu, 27 Juli 2016

Simple and Easy Cardboard Toy House DIY Tutorial

Alhamdulillah

Memang menjadi orang tua anak-anak homeschooling itu harus siap dengan banyak kejutan ^^ yang ini manis kok. Kenapa saya bilang kejutan manis? karena tiba-tiba inisiatif itu datang bila saatnya tiba hehehe..

Iseng-iseng sore hari saya browing tentang rumah-rumahan dari kardus bekas salah satunya dari http://littleredwindow.com/2014/03/diy-cardboard-box-toy-house.html.





Eh lha kok anak-anak ikut nimbrung, dan ngga tahu kenapa mereka super duper excited dengan rumah boneka itu. Tanpa dinyana anak-anak bikin rancangan (ya betul gambar potongan rumah) beserta ukurannya dan tahu-tahu menelpon bapak minta untuk bisa rapat malam hari selepas isya.

Setelah presentasi ke Bapak dan Ibu, anak-anak mulai merencanakan menggunakan bahan apa. Yang awalnya mau pakai kardus mesin cuci ternyata sudah terbuang :( Akhirnya nemu simpanan karton-karton bekas edutoys jaman capungmungil masih produksi. Dan alhamdulillahnya juga sudah dipotong dengan ukuran yang kok ndilalah pas untuk rumah-rumahan itu.

Pagi-pagi udah nagih aja minta mulai bikin, ya wis Let's go! Mumpung jiwa arsitek ibu masih ada hehehe... Baiklah yuk kita jadikan ini sebagai project based learning kita minggu ini. Kita akan mengukur, memotong, mewarna, menata dan berkompromi.

Alat dan Bahan yang disediakan :

5 karton ukuran 25x32 cm
2 karton ukuran 25x25 cm
Pensil
Penggaris
Cutter
Lem
Stik es krim



Mari mulai dengan laintai pertama, pasang dinding-dinding tegak siku-siku terlebih dahulu baru kemudian pasang lantainya. Jangan lupa lihat gambar.




Setelah itu pasang lantai kedua, dan beri lem untuk atap. Atur kemiringan atap dan pasang pada lantai 2. Lantai dua ini ada ruangan di bawah atap yang di sebut Attic.




Taraaaa... ini kondisi sudah terpasang semua ya... Anak-anak minta diberi garasi atau carport untuk mainan mobil-mobilan Radit yang buanyak itu. Pergolanya menggunakan stik es krim.



Anak-anak memutuskan untuk menghias dan mengecat dinding toy housenya. Yang dilakukan terlebih dahulu adalah menebali garis atap.


 


Kemudian diwarna dengan goache atau cat poster juga bisa. Beres dengan atap, mulai mengecat dinding.

 


Setelah rata, boleh atur interiornya! Horeeee... 




  


Alhamdulillah kelar juga dan sekarang puas-puasin deh mainnya ^^
  






Sahabat Pena Radit

Beberapa waktu lalu saya mengirim sesuatu di Indonesian Homeschooling Network yang kurang lebih berisi :
Teman-teman, putra saya usia 8th sedang mencari sahabat pena sesama homeschooler, karena di kota kami yang HS laki-laki agak jarang. Apakah putra teman-teman ada yang juga berusia 8th? Mungkin bersedia berkorespondensi dengan Radit.Terima kasih.

Alhamdulillah ternyata cukup banyak yang merespon, dan akhirnya Radit pun mengirim beberapa surat yang ia tulis sendiri.

Keseruan hari ini adalah menerima balasan surat dari sahabat pena Radit nun jauh di Pulau Karimun yang juga sesama homeschooler. Tidak menyangka akan dapat teman dari tempat yang tak terbanyangkan sebelumnya.



Ada banyak cara berteman dan bersahabat, salah salah satunya dengan berkorespondensi. Selain berlatih menulis (anak cowok gitu lho), juga mengenal teman dari tempat dan budaya berbeda. Ini adalah pengalaman baru yang seru.
 

Terima kasih mbak Annisa Kurnia Tee juga ibu-ibu lain sudah menfasilitasi pertemanan baru ini. Untuk yang lain sabar ya, satu per satu akan dikirimi surat ya. Semoga bisa berlanjut ya.

-Membuat Jumputan Sederhana-

Ada yang pernah tahu jumputan? Ternyata mudah juga ya bikin jumputan, hanya celup-celup warna aja. Gara-gara ngebatik jadi browsing tentang jumputan.
Yang perlu dipersiapkan hanya :
Kain putih
Karet gelang
Pewarna (pake pewarna makanan seadanya di rumah)


Caranya juga sederhana. 
Siapkan kain, seukuran saputangan atau mau lebih besar juga bisa. Lalu, kainnya diiket pake karet gelang (lihat gambar). Setelahnya siapkan baskom-baskom isi air dicampur sama pewarna. Kemudian celupkan yang bagian tengah dulu ke warna yg diinginkan. Lalu diangin-angin. Ulangi lagi untuk ikatan yang lain. Jemur.

Setelah kering baru dibuka... Tarraaa...
Percampuran warnanya itu yang bikin jumputan menarik. Ternyata yang paling sulit bagi anak-anak adalah saat mengikat kain dengan karet gelang. Nguwer-nguwernya itu lho (halaaah bahasan :D). Kalau pakai pewarna makanan memang warna hasilnya lebih pastel dan guratan putih bekas ikatan kurang tampak. Tapi lebih aman lah untuk anak-anak.
Dengan jumputan anak-anak bisa belajar macam-macam mulai kapilaritas, warna primer, percampuran warna. Selain itu anak-anak jadi tahu juga tentang seni tekstil selain batik.
Belajar apa saja, dia mana saja ^^

Selasa, 26 Juli 2016

-Belajar Membatik-

Alhamdulillah, kesampaian juga akhirnya bisa ngajakin anak-anak belajar membatik. Setelah browsing sana-sini akhirnya nemu tempat kursus yang nyaman dan ramah anak.
Langkahnya dimulai dengan menyiapkan kain, membuat pola, kemudian melelehkan malam (lilin).

Yang paling sulit adalah saat mulai menyanthing. Ada teknik tertentu yang harus diikuti. Anak-anak awalnya takut dan kagok, tapi lama-lama mereka seneng dan mulai luwes menutup pola dengan malam, pakai canthing. 

Proses berikutnya, obyek dikuasin warna, kemudian dijemur. Setelah kering, warna objek diblok dengan malam lagi, istilahnya ditembok. Setelah ditembok, baru dicelup warna background, terakhir dilorod. Lorod adalah proses meluruhkan malam dg cara direbus.

1 kain batik sepanjang 2,5 meter bisa menghabiskan waktu 3 minggu lhooo. Waah... lama sekali ya. Pantas saja harganya mahal.

Bagi yang ingin tahu lebih banyak, atau mencari batik khas malang an, langsung aja datang ke :
Batik Blimbing Malang
Jl. Candi Jago no 6
(belakang masjid Sabilillah)
Malang
http://batikblimbingmalang.blogspot.co.id/
Belajar bisa dimana aja, kapan aja dan siapa saja. Senangnya ^^

Jumat, 22 Juli 2016

Nature Walk di Hutan Malabar

Pagi-pagi anak-anak Klub Pemberi (pembelajar mandiri) nature walk alias jalan-jalan di Hutan Kota Malabar. Asik pagi-pagi udara seger, hutan sepiiii. Yeaaay!

Belajar ala Toto Chan lagi. Yang perempuan pada rajin nyatetin jenis pohon dari papan informasi. Yang laki-laki hunting buah, daun dan lomba lari. Yang batita pada sibuk ngemil, baca buku, gambar-gambar. Memang beda ya anak perempuan dan laki-laki hehehe...
Nemu tupai dan beberapa jenis burung. Lihat reservoir kota. Ada rumah kompos juga. Semoga ya hutan kota ini tetap terpelihara dan tidak berganti menjadi fungsi lain. Akhirnya sebelum berpisah main petak umpet dulu, daaan.... ada yang ngga rela diajak pulang.
Sebagai pelengkap pembelajaran mampir dulu ke Pasar Modern Oro-oro Dowo. Pasar tradisional yang dulu gelap, becek sekarang cling, lapang, rapi dan nyaman untuk belanja. Ada pembagian zona jualan juga. Keren deh!
Ah, senangnya belajar bersama!
Belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja.
Kapan kita playdate lagi?

you might also like these stories

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...