HOMESCHOOLER Mom

Foto saya
a mom of homeschool twinnies (boy and girl), an ex architect, a lecturer, a crafter, and a children book's author and illustrator. loves drawing, crafting, illustrating, making pretty things..

Hi there...

Thanks so much for taking time out of your day to stop by my little space! i am happy to share my daily activities (homeschooling, green living, writing, ilustrating & crafting) and hope you enjoy it...

-Dini-

dkwardhani@yahoo.com



Rabu, 23 Maret 2016

Mini Book By Keni


Assalamualaikum... selamat pagi...

Beberapa hari ini, Keni (7,5th) sibuk menyiapkan beberapa mini book, pembatas buku dan komiknya untuk mengisi Bazar di acara Seminar Komunitas Home Education Malang tgl 20 Maret. Selain menulis cerita, ngecat air, padu padan cover, juga pasang pernak-pernik pita dan hiasan-hiasan.

Mini book nya unik-unik lho judul-judulnya :

- Album Homeschooling ( 10 halaman A6) 
- Kamus Arab Bergambar ( 14 halaman A6) 
- Si Rubah Kecil Menabung ( 14 halaman A6)
- Kumpulan Komik Keni( 8 halaman A5, full color) 
- Si Kepik ( 6 halaman A6, full color)
- Komik Niat Ikhlas ( 8 halaman A6)
- Buat Komikmu sendiri ( 14 halaman A6)
- Ayo Menebali dan Mewarnai Benda ( 10 halaman A6)
- Buku Puzzle ( 10 halaman A6) - buku bisa dipotong menjadi puzzle
- Mewarnai Puzzle Hewan ( 10 halaman A6) 



Bahan :
  1. Kertas HVS A4 sebanyak 2-4 lembar
  2. Kertas tebal warna-warni untuk sampul
  3. Hiasan (kertas kado, selotif motif, renda dll(
  4. Pensil warna
  5. Strepler, selotip doubletape, cutter.
Cara membuatnya gampang banget :
Kertas HVS A4 kita lipat (2 x lipatan horisontal dan vertikal) sehingga menjadi ukuran A6. Potong dengan cutter. Tumpuk sebanyak 8-12 lembar (tergantung si anak). Setelah itu bisa di strepler (seperti menjilid buku).

Si anak bisa mengisi buku kecil itu dengan berbagai hal yang ia ingin tulis/gambar. 1 buku bisa 1 tema (misalkan cerita hewan/pengalaman atau apa saja). Setelah selesai diisi barulah disampul. Setelah itu diberi judul dan dihias.

Tarraaaa! jadi deh bukunya.







Semoga laris yaa Nak... aamiin grin emotikon

Senin, 21 Maret 2016

HS for Working Mom (Part 2) Keseharian HS

-KESEHARIAN HS-

Untuk keseharian, kami tidak ada jadwal tertentu. Yang kami lakukan adalah membagi sesi pagi dan sore.  Sampai saat ini kami masih mencari  yang pas untuk anak-anak. Anak-anak tetap melalui proses deschooling termasuk orang tuanya.

Secara garis besar, kegiatan bisa dibagi menjadi sesi pagi dan sesi sore. Setiap sesi ada rutin pagi dan rutin sore. Beberapa rutinitas penting diperlukan oleh anak-anak untuk membentuk pola dan menjadi acuan kegiatan keseharian mereka. Selain rutin itu mereka bisa memilih dan belajar untuk membuat rencana kegiatan mereka sendiri. 



Rutin pagi dan sore bisa terdiri dari rutinitas yang bisa membentuk pola keseharian anak seperti bangun pagi, sholat, mandi, olahraga, hafalan/tilawah, membantu ibu dalam urusan rumah. Rutin ini tentu sangat perlu disesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing.

Setelah rutin pagi itu anak-anak akan belajar 1-2 materi secara bebas, tergantung pilihan mereka namun di tulis apa yang dipelajari di tabel sebagai evaluasi harian. Kemudian sore harinya ada rutin sore. Pada malam hari, sepulang ortu dari kantor bisa ngobrol-ngobrol tentang kegiatan anak pada pagi dan sorenya atau bisa juga diselingi kegiatan lain yang penting ortu hadir untuk anak-anak di waktu-waktu yang memungkinkan. 

Nah, dengan menentukan core rutin pagi sore seperti itu kemudian orang tua memetakan di mana yang  harus involve langsung, di mana  bisa delegasikan, bagian mana yang anak bisa mandiri (tergantung usia anaknya). Karena HS bukan memindahkan sekolah ke rumah dan waktunya flexible sebenarnya bisa saja jam belajar dengan orang tua digeser sesuai jadwal ortu dan bisa saja dilakukan dimana saja (misalkan di mobil, di perjalanan dll). Itulah yang kami lakukan saat ini. 



Apakah semua berjalan selalu mulus tanpa konflik dan drama? tentu saja tidak :D Sampai saat ini pun masih terus berusaha untuk membangun kemandirian dan motivasi internal anak agar dengan/tanpa orang tua, mereka akan tetap tumbuh menjadi pembelajar.


Jiwa semua anak -apapun ras, strata, dan gendernya- selalu sedang menunggu untuk digugah. Dan sekali tergugah, mereka akan selamanya terbangun untuk mencintai pengetahuan dan kehidupan. Anak-anak yang seumur hidup mencintai proses belajar, yang belajar bukan demi imbalan pujian, gengsi, atau keuntungan materiil lainnya, melainkan terutama karena kegembiraan dalam belajar itu sendiri, akan tumbuh menjadi pribadi yang berwawasan luas penuh ide-ide besar dengan karakter luhur yang berangkat dari tertanamnya kebiasaan-kebiasaan baik...Tidakkah itu yang dicita-citakan oleh sistem pendidikan?-CINTA YANG BERPIKIR, hal. 5-

LESSON PLAN

Dari awal kami sepakat HS bukan memindahkan sekolah ke rumah. Jadi kami tidak berusaha menduplikasi sistem sekolah di rumah. Yang perlu dilakukan adalah fokuskan pada beberapa hal pokok yang disepakati dalam keluarga (materi-materi dasar apa saja yang perlu dikuasai anak-anak). Baru kemudian menentukan core-core skill apa saja yang kami ingin anak-anak kami kuasai.  Sisanya baru ditambah yang lain-lain yang sifatnya optional. 

Bagi keluarga seperti kami yang jadwal kerja ortu tidak sama setiap harinya, terkadang kami bergantian mendampingi anak-anak sesuai jadwal kami. Terkadang saya/suami punya waktu di pagi hari, terkadang siang, lain waktu saat sore/malam. Ternyata ini juga menguntungkan karena HS memiliki fleksibilitas yang bisa disesuaikan dengan kondisi tiap keluarga. 

Lesson Plan HS sangat fleksibel, dan HS tidak selalu worksheet atau mengerjakan lembaran-lembaran soal. Jadi apa pun bisa jadi bahan belajar. Learning not just studying. Ada kalanya anak-anak ikut ke tempat kerja, ada kalanya anak-anak saya titipkan temen sesama HS (inilah pentinganya komunitas/klub sesama HS), ada kalanya anak-anak berkegiatan dengan bapak, ada kalanya anak-anak mengerjakan sebuah project, ada kalanya mereka mandiri dengan inisiatif sendiri. Project based saat ini memang cukup pas untuk keluarga kami, sebab usia anak-anak memang sudah bisa mengerjakan project-project sederhana meskipun tentu saja tidak dilepas begitu saja. 

Sebagai contoh Project Pengamatan Cuaca.
Anak akan mengamati cuaca selama 1 minggu, itu juga pilihan mereka sendiri. Di pengamatan cuaca ini udah include membaca, berhitung suhu, latihan pengamatan, latihan menganalisis sederhana (misalkan jenis awan pagi hari itu sirrus/kumulus, dia harus lihat di buku), dia menandai kapan aja hujan turun dst. Dari segi aqidah kita masukkan bahwa hujan adalah karunia Allah, kemudian kita melafazkan doa turun hujan, sunnah-sunnah saat hujan, ayat-ayat tentang hujan dll (sebagai contoh). Nah, udah dapat banyak tho? Nanti, tinggal cek ricek saat pulang kantor dengan menanyakan kesulitannya, mengapresiasi proyeknya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang meng-encourage anak dst.

Terkadang ada hari tanpa lesson plan. Serius? Iyaaah. Kalau bosen kami fieldtrip atau jalan-jalan ketemu dengan teman-teman yang inspiratif, ke taman, perpustakaan kota atau bisa berkegiatan bebas saja. Ternyata seru juga.


Anak-anak memang perlu tahu kalau orang tuanya bekerja, untuk itulah saya mengajak mereka ke tempat kerja, sekali-sekali tentunya dengan ijin atasan. Anak saya memang alhamdulillah HS nya usia 7th jadi sudah bisa dilepas dengan metode project based tadi. Sekali-sekali worksheet. Sekali-sekali belajar dengan internet (duolinggo, education.com, scratch dll) sebagai variasi.

SEDIKIT TIPS
Nah apa yang bisa dilakukan jika orang tua bekerja sembari menjalankan HS :

  1. Ajak anak ke kantor (dengan seijin atasan dan rekan kerja).
  2. Berbagi peran antara kedua orang tua, termasuk mengatur shift antara suami/istri.
  3. Pendelegasian dengan art yang amanah (ini agak sulit kecuali anak sudah tamyiz)
  4. Meminta bantuan ke komunitas/teman sesama hs-ers, ada baiknya jika komunitas memiliki klub untuk anak-anak HS.
  5. Mendekatkan jarak rumah ke tempat kerja.
  6. Menjadi freelance.
  7. Mengatur ulang prioritas dalam keluarga.
  8. Meminta bantuan nenek/kakek jika memungkinkan (hanya jika nenek/kake sevisi dalam hal ini).
  9. Memberikan anak opsi apa yang akan dikerjakan hari ini (semacam cek list), ini juga akan membuat mereka bisa mengukur target dan pencapaian mereka sendiri.
  10. Bisa juga berbasis mengerjakan sebuah proyek dalam jangka waktu tertentu (untuk anak yang sudah bisa mandiri).
  11. Ibu/Bapak menyiapkan apa yang akan diberikan ke anak malam sebelumnya.
  12. Mengurangi jam tidur ibu (saya yang ngga mampu).
  13. Berkegiatan bersama anak (ini biasanya saya lakukan saat mengerjakan naskah/ ilustrasi buku cerita, mereka bikin komik atau baca buku).

Sekali lagi apa yang pas dan cocok untuk satu keluarga belum tentu bisa berlaku untuk keluarga lain. So, temukan apa yang paling nyaman untuk kelurga kita.






Minggu, 20 Maret 2016

HS for Working Mom (part 1) Menguatkan Niat

-MENGUATKAN NIAT-

Saya seorang ibu bekerja dengan 2 anak yang saat ini menjalani Home Schooling. Sehari-hari saya adalah PNS Dosen di sebuah PTN di Malang, dan di waktu luang saya menulis dan mengilustrasikan buku cerita anak. Suami saya bekerja di luar kota, tapi setiap hari pulang karena komitmen tidak ingin berjauhan dengan keluarga. Saya sering sekali mendapat curhatan teman-teman
  •         Pengen sih pengen HS, tapi aku kan ibu bekerja
  •         Gimana HS bisa jalan kalau ortunya pada kerja?
  •         Ngatur waktunya gimana?
  •         Kurikulumnya gimana?
  •         Bagaimana HS efektif pada orangtua yang keduanya bekerja?

Yah, memang dilematis ya kalau orang tua keduanya bekerja tapi ingin menjalankan HS pastilah maju mundur cantik. Awal yang harus kita lakukan adalah mengenali pilihan hidup yang kita jalani dalam keluarga inti. Suami dan istri berbagi visi dan duduk bersama membicarakan apa sih yang kita inginkan dari masa anak-anak kita? Berikut ini adalah daftar perenungan yang mungkin bisa bermanfaat dalam merumuskan visi misi keluarga. Saya mendapatkan ini saat sharing dengan Mom Deasi Pedersen.

BAHAN PERENUNGAN SUAMI dan ISTRI
Mengapa kita perlu melakukan pendidikan rumah (diskusikan bersama antara suami/istri)
1. Apa saja keuntungan/kelebihan pendidikan rumah untuk keluarga?
• Spiritual
• Karakter
• Akademik
• Sosial
• Hubungan Keluarga
2. Apa saja kekurangan Home Education dan bagaimana kita bisa mengatasinya?
• Spiritual
• Karakter
• Akademik
• Sosial
• Keluarga
3. Generasi seperti apa yang kita inginkan?
• Mental
• Fisik
• Spiritual
• Sosial (dengan sesama)
4. Apakah tujuan utama kita mendidik anak-anak saat mereka baligh/mukkalaf?
5. Bagaimana kita dapat melakukan pendidikan berbasis rumah sebagai bentuk ibadah, penyembahan kepada Allah? dan juga memenuhi tujuan penciptaan kita sebagai manusia
Penting bagi pasangan untuk menyamakan visi misi keluarga, agar HS yang dijalankan sesuai koridor dan antara ayah dan ibu saling menguatkan. 

Sebelum Memulai HomeSchooling

Sebelum memulai HS, sebaiknya sekeluarga diskusi panjang lebar terlebih dahulu untuk menyamakan visi-misi keluarga. Paling tidak ada beberapa hal yang menjadi bahan diskusi:
  • Ingin terlibat dalam pendidikan anak-anak , yang semoga itu bernilai ibadah bagi orang tua mereka. Kami menyadari saat anak-anak masih di TK gurunya lah yang lebih banyak berperan mulai dari mengajarkan sholat, doa, dll.
  • Kurikulum yang ada di sekolah formal masih belum pas dengan apa yang menjadi cita-cita keluarga. Ya anak-anak sempat bersekolah formal selama 1 tahun dan 1 tahun itu cukup membuka mata kami mengenai kondisi dan sistem sekolah formal di negeri ini.
  • Kami mendambakan anak-anak bisa mempelajari hal-hal mendasar yang merupakan fardhu ain bagi setiap muslim dengan baik, juga tumbuh dengan karakter muslim.
  • Tidak kami pungkiri anak-anak memiliki pendekatan belajar yang berbeda, minat,motivasi dan gaya masing-masing. Sekolah tentu tidak bisa menaruh perhatian yang cukup detail untuk setiap anak secara optimal. 
  • Kami juga ingin agar anak-anak tergugah untuk mencintai pengetahuan dan kehidupan. Anak-anak yang seumur hidup mencintai proses belajar, yang belajar bukan demi imbalan pujian, gengsi, atau keuntungan materiil lainnya, melainkan terutama karena kegembiraan dalam belajar itu sendiri, akan tumbuh menjadi pribadi yang berwawasan luas penuh ide-ide besar dengan karakter luhur yang berangkat dari tertanamnya kebiasaan-kebiasaan baik...
Alasan tiap keluarga bisa sangat spesifik dan berbeda, bahkan bisa jadi tidak ada satu keluarga HS pun yang punya alasan yang sama dan itu sangat wajar.


Kami ingin melepaskan diri dari ketergantungan pada nilai, angka, transkrip dan sejenisnya, seolah-olah semua itu adalah ukuran paten kecerdasan atau jaminan kesuksesan. Apa gunanya lembar ijazah bertabur nilai-nilai menakjubkan jika setelah lulus pun anak tidak tahu bidang apa yang ia minati? Lebih penting memastikan bahwa anak menjadi pembelajar mandiri, seseorang yang memiliki persahabatan yang menyenangkan dan akrab dengan pengetahuan. Itulah jenis relasi yang akan memberinya kecintaan serta kegembiraan untuk terus belajar sepanjang hayat. 
-CINTA YANG BERPIKIR (Elen Kristi), hal. 67-

(Disclaimer: setiap keluarga adalah unik, apa yang pas dan cocok untuk 1 keluarga belum tentu cocok untuk keluarga lain. )

bersambung ke part 2 tentang keseharian HS 


Senin, 14 Maret 2016

Rain Barrel untuk PANEN HUJAN

-Rain Barrels-
Mumpung awal musim hujan, mungkin ada baiknya di rumah, kita punya rain barrels. Rain barrels ini sebenarnya wadah sederhana untuk menampung air hujan.
"Rain Barrels can be a very easy and affordable way to make an environmental impact in your community. Large amounts of stormwater runoff come off of your roof every time it rains and travels and picks up pollutants on the way to the stormdrain. Installing a rain barrel at the end of your downspouts has gotten easier and can also help prevent standing water in your yard." (http://www.munciesanitary.org/department-pa…/…/rain-barrels/)
Eh hujan bisa ya dipanen? bisa donk...
Trus buat apa? Wah macem-macem,
1. nyiram tanaman
2. flashing toilet
3. nyuci sepeda
4. dan lainnya
Sebetulnya air hujan bisa di konsumsi, tapi kalau di perkotaan mungkin perlu difilter terlebih dahulu (harus nyari referensi agar tidak menyesatkan :D). Kalau di rumah sistemnya sudah bagus, insyaAllah bisa mengurangi konsumsi air PDAM jadi ngirit uang bulanan kan? Daripada air hujannya dibuang-buang.
Insyaallah mau di cuba di rumah ^^
”Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira, dekat sebelum kedatangan rahmat Nya (hujan). Kami turunkan air yang amat bersih dari langit,”. al-Furqan ayat 48.
“Dialah Tuhan yang menurunkan hujan dari langit bagi kalian. Diantara air hujan itu ada yang menjadi minuman, ada yang menumbuhkan pepohonan, dan ada pula yang menumbuhkan rerumputan yang menjadi makanan bagi ternak kalian.” (Surat An-Nahl (16): 10)-


Minggu, 13 Maret 2016

Yuk, Belajar jadi Sahabat Bumi

Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Hari ini insyaAllah kita akan berbagi dengan tema “Yuk, Jadi Sahabat Bumi!”
Bumi semakin tua. Polusi udara, pencemaran air, dan banyaknya sampah, telah membuat bumi mengalami kerusakan dimana-mana. Apakah kita bisa melakukan sesuatu untuk mengatasinya?
Bumi adalah karunia Allah yang luar biasa. Allah telah menghamparkan bumi sebagai tempat tinggal manusia (Al Hijr : 19-20)
(19). وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.
(20). وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ
Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.
*
Menjaga bumi adalah kewajiban seorang Muslim. Allah tidak menyukai perilaku berbuat kerusakan, boros juga kezholiman.
Rasulullah SAW bersabda, “… Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk yang ada di langit akan menyayangi kalian..” (HR At Tirmidzi, no. 1847, menurut beliau hadits ini hasan shahih).
Al-Qashash (28): 77
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagian dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Surat Ar-Rum ayat 41-42 :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
*
Mungkin beberapa hadist berikut tidak terlalu friendly di telinga kita, padahal Rasulullah adalah seorang yang telah mencontohkan untuk selalu menjaga, memelihara, dan menyayangi lingkungan. Apakah kita tidak ingin mencontoh sunnah beliau?
Rasulullah SAW bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”. [HR. Al-Bukhoriy]
إِنْ قَامَتْ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ
“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah”. [HR. Ahmad]
Dari Anas -radhiyallahu anhu- berkata,”Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بِعْدِ مَوْتِهِ ، وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ كَرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada tujuh hal yang akan mengalir pahalanya bagi seorang hamba setelah ia meninggal, sedang ia telah berada di dalam kuburnya: Orang yang mengajarkan ilmu, orang yang menggali (mengalirkan) sungai, orang yang menggali sumur, orang yang menanam pohon kurma, orang yang membangun masjid, orang yang mewariskan (mewakafkan) mush-haf (Al-Qur’an), dan orang yang meninggalkan anak yang akan memohonkan ampunan baginya setelah matinya”. [HR. Al-Bazzar dalam Musnad-nya (no. 7289) dan Ad-Dailamiy dalam Musnad Al-Firdaws (no. 3492). Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albaniy -rahimahullah- dalam Shohih Al-Jami’ (3602)]
Menurut Imam Al-Suyuti (911 H), bila semua hadits mengenai amal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia dikumpulkan, semuanya berjumlah 10 amal, yaitu:
1 Ilmu yang bermanfaat
2 Doa anak yang shaleh
3 Sedekah jariyah (wakaf)
4 Menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan
5 Mewakafkan buku, Kitab atau Al-Qur’an
6 Berjuang dan membela Tanah Air
7 Membuat sumur
8 Membuat irigasi
9 Membangun tempat penginapan bagi para musafir
10 Membangun tempat ibadah dan belajar.
Ke sepuluh hal di atas menjadi amal yang pahalanya terus mengalir, karena orang yang masih hidup akan terus mengambil manfaat dari ke-10 hal tersebut.
*
Menjaga bumi adalah tanggung jawab kita semua. Semakin dini mengenalkannya kepada anak-anak, semakin mudah untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap lingkungan.
Apa saja yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi?
1. Pertama-tama kita harus memahami bahwa Bumi adalah karunia Allah dan kita patut bersyukur. Salah satu caranya dengan tidak berbuat kerusakan, ikut andil dalam menjaganya.
2. Apapun yang kita lakukan di muka bumi ini akan dicatat dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak, termasuk juga perilaku kita (sekecil apapun itu misalkan membuang bungkus permen).
3. Ubah perilaku kita dan keluarga dalam mengkonsumsi sumber daya yang ada. Allah menyukai orang-orang yang tidak berlebih-lebihan (secukupnya). hal ini disebut reduce.
4. Pilah sampah berdasarkan jenisnya agar mudah kita kelola dan olah kembali.
5. Gantilah bahan-bahan yang bisa mencemari lingkungan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Misalkan ganti sabun cuci piring yang berbahan deterjen menjadi sabun cuci alami. Ganti sabun cuci baju dengan biowash (misalkan) dll. Hal ini disebutreplace.
6. Daur ulang apapun yang bisa kita gunakan kembali. Misalkan botol bekas menjadi wadah tanaman hias, kardus menjadi mainan anak dsb.
7. Ubah rumah kita menjadi rumah yang lebih ramah lingkungan, dengan cara cara sederhana misalkan memiliki takakura utk composting, memiliki tampungan air hujan utk mengurangi konsumsi air pdam, memiliki biopori utk resapan air.
8. Beri contoh pada anak-anak, ajak mereka ikut andil dalam upaya yang kita lakukan, memilah sampah, mengingatkan untuk selalu membawa tas belanja, mengganti plastik/bahan-bahan sekali pakai dengan yang lebih awet, membuat kompos, menanam, menabung sampah dsb. Anak adalah peniru yang baik. Pastikan kita menjadi tauladan yang tepat.
Menjaga bumi sebenarnya adalah menegakkan amanah Allah dan menjalankan sunnah. Keberlanjutan hidup kita di muka bumi ini harus kita upayakan senatural mungkin. Sustainability can start from home. Selain mengubah perilaku kita sehari-hari kita juga bisa melakukan perubahan dalam tools yang ada dalam rumah kita. Saya akan share beberapa foto agar ibu-ibu mendapatkan bayangan tentang apa yang bisa kita lakukan. Saya sendiri belum sempurna, semoga kita dimudahkan Allah untuk melakukan upaya ini lillahita’ala.
InsyaAllah sekecil apapun upaya kita asalkan ikhlas dan karena Allah akan dicatat sebagai amal sholeh. Apalagi kalau bisa menginspirasi tetangga dan teman serta kerabat. Dan mereka mencontohnya kita juga akan mendapatkan pahalanya.
Anak-anak kita belajar lifeskill dari orang tuanya. Jadi kalau misalkan kita bikin bikin sesuatu mereka otomatis belajar. Bahkan mereka bisa belajar sangat banyak daripada yang kita bayangkan. Rumah bisa jadi laboratorium hidup. Misal belajar kompos, eh kenapa kok bisa membusuk terurai dst. Belajar manen hujan sekaligus belajar siklus air dan daur hidrologi. Ajak anak2 ke TPS atau TPA, Anak2 akan belajar tentang timbunan sampah dan dampak konsumsi kita. Anak2 jauh lebih care lho dari pada kita soal sampah.
Jadi aktivitas menjadi sahabat bumi bisa merupakan sarana pembelajaran yang holistik buat anak2. InsyaAllah.
Selengkapnya (sesi tanya jawab) bisa cek di https://sabumibdg.wordpress.com/2015/09/08/yuk-belajar-jadi-sahabat-bumi-dari-bunda-dini-part-1/

you might also like these stories

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...